Kuda-Kuda Astra (ASII) Hadapi Gempuran Mobil Listrik China

19 September 2024 06:00 WIB Kontan

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten konglomerasi, PT Astra International Tbk. (ASII) membeberkan sederet strategi dalam menghadapi persaingan, seiring dengan bergeliatnya produsen mobil listrik (electrical vehicle/EV) dari China.

Head of Investor Relations ASII Tira Ardianti mengatakan produsen otomotif asal China memang tengah bergeliat di pasar EV. Alhasil, persaingan tersebut mulai nampak.

Meskipun, pangsa pasar mobil listrik saat ini masih kecil dibandingkan dengan pangsa pasar mobil internal combustion engine (ICE). Hingga semester I/2024, penetrasi EV di pasar otomotif Indonesia mencapai 9,3%. Hal ini menandakan pasar mobil listrik terus bertumbuh.

Astra pun kemudian menyiapkan sederet strategi menghadapi persaingan di pasar EV dengan produsen China tersebut. "Strategi Astra, tentunya akan terus memperkenalkan produk elektrifikasi. Baik di EV dan hybrid. Ada tiga mobil EV baru yang akan diperkenalkan Astra," ujar Tira dalam acara Media Day Astra 2024 pada Rabu (18/9/2024).

Dengan kehadiran produk mobil listrik baru dari Astra itu, diharapkan jangkauan pasar Astra akan lebih luas lagi.

"Selain itu, strategi penting adalah memberi tempat di hati konsumen, ditunjang layanan yang baik," tutur Tira.

Astra pun memberikan layanan yang lengkap dengan ekosistemnya, seperti pembiayaan yang juga ditunjang jaringan luas. "Kami yakin jaringan luas dekatkan kami dengan konsumen," ujarnya.

Kemudian, Astra mengandalkan ekosistem bisnisnya, seperti dengan adanya platform OLXmobbi. Layanan tersebut fokus pada bisnis layanan daring maupun luring jual beli mobil bekas yang berbasis teknologi serta one stop solution.

"Jadi dengan strategi itu, secara produk layanan diharapkan membantu kami tetap resilien di market. Terbukti market share tetap bertahan di atas 50%," ujar Tira.

Namun, ASII masih mencatatkan penurunan penjualan mobilnya pada Agustus 2024 baik secara tahunan (year on year/yoy) dan secara bulanan (month of month/MoM). Total penjualan mobil Astra pada Agustus 2024 mencapai 42.195 unit, turun 16,96% yoy dan turun 3,61% MoM.

Pangsa pasar penjualan mobil Astra pun berkurang pada Agustus 2024 menjadi 55%, dibandingkan bulan sebelumnya 59%.

Dari sisi kinerja keuangannya, pada semester I/2024, ASII telah membukukan penurunan laba bersih dan pendapatan. Tercatat, laba bersih ASII turun 9,12% yoy menjadi Rp15,85 triliun pada semester I/2024, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp17,44 triliun.

Pendapatan ASII juga turun 1,49% menjadi Rp159,96 triliun, dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp162,39 triliun.

Astra memang menghadapi persaingan ketat di pasar mobil listrik seiring dengan geliat masuknya produsen China. BYD misalnya saat ini sedang gencar menyasar pasar RI.

BYD Indonesia telah mengimpor sejumlah mobil listrik ke pasar Tanah Air, di antaranya yaitu BYD Seal, BYD Atto 3, BYD Dolphin, dan terbaru, BYD M6.

BYD Indonesia juga memberi sinyal akan memproduksi baterai EV di Indonesia. Sebelumnya, BYD Indonesia telah menandatangani nota kesepahaman untuk membangun fasilitas manufaktur berkapasitas 150.000 unit per tahun di Subang Smartpolitan. Total investasi di indonesia BYD mengincar lebih dari US$1 miliar.

Saat ini, BYD pun memiliki jumlah diler hampir sekitar 20 cabang atau sekitar 40% dari total rencana pembangunan 50 diler tahun ini.

BYD juga menjadi primadona konsumen dengan mencatatkan penjualan moncer di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 yang digelar pada 18 Juli 2024 - 28 Juli 2024 lalu. 

Pemesanan mobil listrik BYD sepanjang gelaran GIIAS 2024 tercatat sebesar 2.920 unit atau merupakan penjualan terbesar selama 12 hari eksibisi.

Prospek Saham ASII

Di lantai Bursa, pada perdagangan Rabu (18/9/2024), saham ASII ditutup naik 3,45% ke level Rp5.250 per lembar. Mahar tersebut mencerminkan kenaikan 4,48% dalam sepekan perdagangan, sementara dalam sebulan terakhir, saham ASII telah menguat 2,44%.

Peningkatan harga saham ASII terjadi seiring dengan keputusan BI menurunkan suku bunga acuannya. Berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI periode 17—18 September 2024, BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 6%. Hal itu menjadi penurunan suku bunga pertama sejak Februari 2021.

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta juga mengatakan penurunan suku bunga acuan memang memberikan katalis positif bagi ASII.

"Penurunan suku bunga acuan memberikan benefit reducing borrowing cost dan meningkatkan permintaan kredit serta mendorong penjualan produk otomotif," ujar Nafan kepada Bisnis pada Rabu (18/9/2024).

Nafan merekomendasikan accumulative buy untuk ASII dengan target harga hingga level Rp6.275 per lembar.

Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda juga mengatakan emiten otomotif seperti ASII memiliki peluang untuk perbaikan kinerja keuangan dan kinerja sahamnya pada paruh kedua 2024, seiring dengan adanya sentimen positif potensi pemangkasan suku bunga acuan.

"Adanya pemangkasan suku bunga dapat mendorong kinerja emiten otomotif sehingga kinerja sahamnya kembali menarik, dilirik oleh para investor," ujarnya.

Selain pemangkasan suku bunga, sentimen positif lainnya yaitu adanya strategi-strategi baru untuk mencapai perbaikan kinerja, potensi pemulihan ekonomi, kredit kendaraan yang murah, dan minat konsumen terhadap kendaraan meningkat.

Ia merekomendasikan trading buy untuk ASII dengan target harga mencapai Rp5.300 per lembar.

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Latest news sentiment of IDR

19 Sep 2024

Score:

-0.537

(Hawkish)


Word Cloud

Word cloud adalah representasi visual berdasarkan kata yang paling sering muncul dalam kurun waktu tertentu. Ini memberikan gambaran instan tentang kata kunci yang dominan dalam teks tersebut

Daily Market Watch BRI